Home »
»Unlabelled
» 17 ++ "Pembantu Idaman"
Cerita Seks 17 ++
Di tempat aku tinggal ada pembantu baru, lelaki, orangnya sepantaran
aku, tinggi besar, lumayan ganteng, malah terlalu ganteng untuk jadi
pembantu, harusnya jadi cover boy.
Namanya Budi. Aku tertarik padanya karena dia type cowok idaman buatku.
Aku kerap kali membayangkan gimana kalo aku dientot olehnya, memekku
dienjot kontolnya yang dari luar celananya kelihatan menggembung,
pertanda kontolnya besar.
Satu hari, aku tidak kerja sehingga dirumah seharian. Aku cuma pake
daster yang mini tanpa bra, sehingga toketku bergerak2 kalo aku jalan.
Kalo papasan dengan dia, kulihat matanya lekat menatap toketku yang
bergerak2 itu, aku sih gak perduli. Siang itu gak ada siapa2 di tempat
tinggalku.
Aku duduk di meja makan membaca koran setelah menyantap makan siangku.
Dia sedang ngepel di ruang makan. Aku sengaja mengangkangkan pahaku,
sehingga dasterku yang mini itu makin tersingkap ke atas dan pastinya cd
ku akan bisa dilihat dengan jelas oleh dia yang sedang ngepel itu.
Aku tau bahwa dia pasti sedang melotot melihat paha dan cdku walaupun
aku tidak melihatnya karena terhalang meja makan, karena dia tidak
selesai2 ngepel lantai di sekitar meja makan itu. Aku kaget juga karena
ternyata dia berani banget.
Aku merasa ada rabaan di pahaku. Paha makin kukangkangkan karena aku tau
pasti dia sedang ngelus2 pahaku. Aku jadi menggeliat2 karena rabaannya
pada paha bagian dalam, "Aah", erangku, karena napsuku mulai naik.
"Kenapa Nes, napsu ya", katanya. Dia memang memanggil semua yang
sepantaran dia di tumah itu dengan namanya. "Tanganmu nakal sih", kataku
terengah. "Abis kamu nantang duluan sih. Udah tau aku lagi ngepel pake
ngangkangin paha segala", jawabnya dengan tetap ngelus2 pahaku,
elusannya makin lama makin naik ke atas.
Kini tangannya mulai meraba dan meremes memekku dari luar cdku, Aku
semakin terangsang karena ulahnya, "Aah Bud, ines jadi napsu nih",
erangku. "Iya Nes, cd kamu udah basah begini. Kamu ternyata napsunya
besar ya, mau *sensor* gak dengan aku", katanya terus terang. Aku
terdiam mendengar ajakannya yang to the point itu. Aku yakin kontolnya
pasti udah ngaceng berat.
Terasa jarinya menyusup kedalam cdku lewat samping. Memang aku pake cd
yang minim sekali sehingga dia mudah mengakses memekku dari samping
cdku. Terasa sekali jarinya mengorek2 memekku mencari itilku, setelah
ketemu langsung saja dikilik2nya. "Bud…", erangku. Memekku menjadi makin
basah.
Aku duduknya menjadi setengah melorot sehingga dasterku makin terangkat
keatas, membebaskan selangkanganku. Dia makin nakal ulahnya, pahaku
makin dikangkangkannya dan terasa hembusan napasnya yang hangat di
pahaku. Dia mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas
sambil digigit2nya pelan.
Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku. "Bud, kamu
pinter banget ngerangsang Ines, udah biasa ngerangsang cewek ya", kataku
terengah. CD ku yang minim itu dengan mudah disingkirkan disingkirkan
kesamping dan tak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memekku
yang sudah sangat basah.
Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang karena
rangsangan pada memekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam memekku dan
mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dia mulai menjilati
itilku. "Aah Bud, Ines sudah pengen dientot", aku mengerang saking
napsunya.
Dia menghentikan aksinya, berdiri dan menarikku berdiri juga. Karena
rumah sedang sepi, dia langsung memelukku dan mencium bibirku dengan
napsunya. Lidahnya menerobos bibirku dan mencari lidahku, segera aku
bereaksi yang sama sehingga lidah kami saling membelit didalam mulutku.
Pelukannya makin erat, Terasa ada sesuatu yang mengganjal diperutku,
kontolnya rupanya sudah ngaceng berat seperti dugaanku.
Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku dari luar dasterku,
sedang tangan satunya masih ketat mendekapku. Aku menggelinjang karena
remasan dipantatku dan tekanan kontolnya yang ngaceng itu makin terasa
diperutku. "Aah", lenguhku sementara bibirku masih terus dikulumnya
dengan penuh napsu juga.
Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian
turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memekku,
"Aah", kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik memekku dari
luar cdku. Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya sehingga aku
menggeliat2 kegelian.
Sementara itu jarinya sudah menyusup kembali ke dalam cdku lewat samping
dan mulai mengelus2 memekku yang sudah sangat basah itu dan kemudian
menjadikan itilku sasaran berikutnya.Digerakkannya jarinya memutar
menggesek itilku. Aku menjadi lemes dan bersender dipelukannya. "Nes
kekamarmu aja yuk", katanya sambil menyeret tubuhku yang lemes itu
kekamarku.
Di kamar aku didorongnya dengan keras sehingga terbaring diranjang,
sementara dia mengunci pintunya. Korden jendela ditutupnya sehingga
ruangan menjadi agak gelap. Dia segera menghampiriku, cdku ditariknya
sehingga lepas dan dia mulai menggarap memekku lagi. "Nes, jembut kamu
lebat sekali, gak heran napsu kamu gede banget.
Dikilik sebentar aja udah basah begini", katanya sambil mengangkangkan
pahaku lagi. Jembutku disingkirkannya dan langsung saja mulutnya
menyosor memekku lagi. Bibir memekku diemutnya, lidahnya menyyusup masuk
melalui bibir memekku.
Tanpa sadar aku meremes2 rambutnya. Lidahnya mulai menjilati itilku,
perutku mengejang karena menahan kenikmatan rangsangannya. "Aah terus
Bud, enak", teriakku. Kepalanya kutekan sehingga menempel erat di
memekku.
Lidahnya makin seru saja mengilik :kata_kotor: dan itilku. Cairan
memekku diisepnya, itu membuatku makin melayang2. Ketika aku udah hampir
nyampe, dia menghentikan aksinya, "Kenapa brenti", protesku. "ines
sudah ampir nyampe". Dia membuka baju dan celannya, sekaligus dengan
cdnya, benar dugaanku.
Ternyata kontolnya besar dan panjang, berdiri tegak karena sudah ngaceng
berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup dipinggir
ranjang, saat itu aku masih memakai daster miniku. Dia memposisikan
dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit sehingga aku menjadi
lebih nungging. Pahaku digesernya agar lebih membuka.
Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek2 memekku. Memekku yang
sudah sangat licin itu membantu masuknya Pisangnya lelaki besarnya
dengan lebih mudah. Kepala kontolnya sudah terjepit di memekku. Terasa
sekali kontolnya sesek mengganjal di selangkanganku. "Aah, gede banget
kontolmu", erangku.
Dia diam saja, malah terus mendorong kontolnya masuk pelan2. Aku
menggeletar ketika kontolnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya
kemasukan kontolnya yang besar itu. Pelan2 dia menarik kontolnya keluar
dan didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk kontolnya
makin cepat sehingga akhirnya dengan satu hentakan kontolnya nancep
semua di memekku.
"Aah, enak banget Bud kontolmu", jeritku. "memekmu juga peret banget deh
Nes. baru sekali aku ngerasain :kata_kotor: seperet memekmu", katanya
sambil mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. "Huh", dengusku
ketika terasa kontolnya nancep semua di memekku, Terasa biji pelernya
menempel ketat di pantatku. Memekku terasa berdenyut meremes2 kontolnya
yang nancep dalem sekali karena panjangnya.
Tangannya yang tadinya memegang pinggulku mulai menyusup kedalam
dasterku dan meremes toketku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang
karenanya, sementara itu enjotan keluar masuk kontolnya makin
dipercepat.
Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan kontolnya di memekku. "Enak
Bud, enjotin yang keras, aah, nikmatnya. Ines mau deh kamu entot tiap
hari", erangku gak karuan.
Keluar masuknya kontolnya di memekku makin lancar karena cairan memekku
makin banyak, seakan menjadi pelumas kontolnya. Dia menelungkup
dibadanku dan mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian.
Pinter banget dia merangsang dan memberi aku nikmat yang luar biasa.
Toketku dilepaskannya dan tangannya menarik wajahku agar menengok ke
belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya
kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku.
Tangannya kembali menyusup kedalam dasterku dan meneruskan tugasnya
meremes2 toketku. Sementara itu, kontolnya tetep dienjotkan keluar masuk
dengan cepat dan keras. Jembutnya yang kasar dan lebat itu berkali2
menggesek pantatku ketika kontolnya nancep semuanya di memekku. Aku
menjadi mengerang keenakan berkali2, ini menambah semangatnya untuk
makin mgencar mengenjot memekku.
Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan kontolnya. Pantatku
makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan kontolnya sehingga
rasanya kontolnya nancep lebih dalem lagi di memekku. "Terus Bud, enjot
yang keras, aah nikmat banget deh dientot kamu", erangku. Dia makin seru
saja mengenjot memekku dengan kontolnya.
Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yang luar biasa.
Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga,
sementara gesekan kontolnya pada memekku tetep saja terjadi. Akhirnya
aku tidak dapat menahan rangsangan lebih lama, memekku mengejang dan
"Bud, Ines nyampe aah", teriakku.
Memekku berdenyut hebat mencengkeram kontolnya sehingga akhirnya,
kontolnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget
pejunya yang anget menyembur menyirami memekku. Kontolnya terus
dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Akhirnya aku ambruk
keranjang dan dia menindihku. Napasku memburu, demikian juga napasnya.
Kontolnya terlepas dari jepitan memekku sehingga terasa pejunya ikut
keluar mengalir di pahaku. Dia segera telentang diranjangku supaya tidak
menindih aku. "Nes, nikmat banget deh :kata_kotor: kamu, peret dan
empotannya kerasa banget", katanya. "Kamu sudah sering *sensor* ya Bud,
ahli banget bikin Ines nikmat.
Kamu *sensor* ama siapa aja", tanyaku. "Kalo enggak anak majikan ya
istri majikan", jawabnya sambil cengar cengir. "Wah nikmat banget kamu,
ada yang muasin kamu sembari kerja", jawabku sambil menelentangkan
badanku disebelahnya.
Dia bangun dan masuk kamar mandi, memang kamarku ada kamar mandi
didalemnya. Terdengar grujuan air, dia rupanya sedang membersihkan
dirinya, sementara aku masih saja telentang di ranjang menikmati sisa2
kenikmatan yang baru saja aku rasakan. Dia keluar dari kamar mandi,
dasterku yang sudah basah karena keringat dilepasnya sehingga aku
terkapar telanjang bulat.
"kamu napsuin deh Nes, toket kamu gede dan kenceng, mana pentilnya gede
lagi. sering diemut ya Nes, kamu nentotnya sama siapa sih", tanyanya.
Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya. "Aku paling suka liat jembut
kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kamu ini,
toketnya gede kenceng dan jembutnya lebat, nikmat banget dientotnya,"
katanya lagi.
Dia berbaring disebelahku dan memelukku, "Nes aku pengen lagi deh",
katanya. Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi,
tapi aku suka cowok kaya begini, udah kontolnya gede dan panjang, kuat
lagi ngentotnya.
Dia mulai menciumi leherku dan lidahnya menjilati leherku. Aku
menggelinjang dan mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya,
lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku dan membelit lidahku.
Sementara itu tangannya mulai meremes2 toketku dengan gemes.
Dia melepaskan bibirku tetapi lidahnya terus saja menjilati bibirku,
daguku, leherku dan akhirnya toketku. Pentilku yang sudah mengeras
dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat2 karena
napsuku makin memuncak juga. "Aash, kamu napsu banget sih Bud, tapi Ines
suka banget", erangku.
Toketku yang sebelah lagi diremes2nya dengan gemes. Jari2nya menggeser
kebawah, keperutlu, Puserku dikorek2nya sehingga aku makin menggelinjang
kegelian. Akhirnya jembutku dielus2nya, tidak lama karena kemudian
jarinya menyusup melalui jembutku mengilik2 memekku. Pahaku otomatis
kukangkangkan untuk mempermudah dia mengilik memekku. "Aah", aku
melenguh saking nikmatnya.
Dia membalik posisinya sehingga kepalanya ada di memekku, otomatis
kontolnya yang sudah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dia mengilik
:kata_kotor: dan itilku dengan lidahnya, kontolnya kuremes dan kukocok2,
keras banget kontolnya. Kepalanya mulai kujilati dan kuemut pelan,
lidahnya makin terasa menekan2 itilku sehingga pantatku terangkat dengan
sendirinya.
Enggak lama aku mengemut kontolnya sebab dia segera membalikkan badannya
dan menelungkup diatasku, kontolnya ditancapkannya di memekku dan mulai
ditekennya masuk kedalam. Setelah nancep semua, mulai dia mengenjotkan
kontolnya keluar masuk dengan cepat da keras.
Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa
banget kontolnya mengisi seluruh ruang memekku sampe terasa sesek.
Nikmat banget *sensor* sama dia. Aku menggeliat2kan pantatku mengiringi
enjotan kontolnya itu. Cukup lama dia mengenjotkan kontolnya keluar
masuk, tiba2 dia berhenti dan mencabut kontolnya dari memekku. Dia turun
dari ranjang dan duduk di kursi, aku dimintanya untuk duduk
dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dia memelukku dengan
erat.
Aku sedikit berdiri supaya dia bisa mengarahkan kontolnya yang masih
ngaceng itu masuk ke memekku. Aku menurunkan badanku sehingga sedikit2
kontolnya mulai ambles lagi di memekku. Aku menggeliat merasakan
nikmatnya kontolnya mendesak masuk memekku sampe nancep semuanya.
Jembutnya menggesek jembutku dan biji pelernya terasa menyenggol2
pantatku.
Aku muali menaik turunkan badanku mengocok kontolnya dengan memekku. Dia
mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat
banget, kayanya lebih nikmat dari tadi. "Aah Bud, enak banget deh, lebih
nikmat dari yang tadi", erangku sambil terus menurun naikkan badanku
mengocok kontolnya yang terjepit erat di memekku.
Memekku mulai berdenyut lagi meremes2 kontolnya, gerakanku makin liar,
aku berusaha menancepkan kontolnya sedalam2nya di memekku sambil
mengerang2. Tangannya memegang pinggulku dan membantu agar aku terus
mengocok kontolnya dengan memekku.
Aku memeluk lehernya supaya isa tetep mengenjot kontolnya, denyutan
memekku makin terasa kuat, dia juga melenguh saking nikmatnya' "Nes,
empotan memekmu kerasa banget deh, mau deh aku *sensor* ama kamu tiap
hari". Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama dan "Bud,
Ines nyampe, aah", teriakku dan kemudian aku terduduk lemas
dipangkuannya.
Hebatnya dia belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membuat dia bisa
*sensor* lebih lama. "Cape Nes", tanyanya tersenyum sambil terus
memelukku. "He eh", jawabku singkat. Pelan dia mengangkat badanku dari
pangkuannya sehingga aku berdiri, kontolnya lepas dari jepitan memekku.
Kontolnya masih keras dan berlumuran cairan memekku.
Kembali aku dimintanya nungging dipinggir ranjang, doyan banget dia
dengan doggie style. aku sih oke aja dengan gaya apa saja karena semua
gaya juga nikmat buat aku. Dia menjilati kudukku sehingga aku
menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus
turun ke pinggang dan akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa
tertarik karena rangsangan jilatan itu.
Mulutnya terus menjilati, yang menjadi sasaran sekarang adalah pantatku,
diciuminya dan digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu
daerah sekitar lubang pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus
kearah memekku, kakiku dikangkangkannya supaya dia bisa menjilati
memekku dari belakang, Aku lebih menelungkup sehingga pantatku makin
menungging dan memekku terlihat jelas dari belakang.
Dia menjilati memekku, sehingga kembali aku berteriak2 minta segera
dientot, "Bud, nakal deh kamu, ayo dong Ines cepetan dientotnya". Dia
berdiri dan memposisikan kontolnya dibibir memekku dan dienjotkannya
kedalam dengan keras sehingga nancep semua dengan sekali enjotan. Dia
mulai mengenjot memekku dengan kontolnya, makin lama makin cepat.
Aku kembali menggeliat2kan pantatku mengimbangi enjotan kontolnya
dimemekku. Jika dia mengejotkan kontolnya masuk aku mendorong pantatku
kebelakang sehingga menyambut kontolnya supaya nancep sedalam2nya di
memekku. Toketku berguncang2 ketika dia mengenjot memekku.
Dia merems2 toketku dan memlintir2 pentilnya sambil terus mengenjotkan
kontolnya keluar masuk. "Terus Bud, nikmat banget deh", erangku lagi.
Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku
dengan memutar sehingga efeknya seperti meremes kontolnya. Dengan
gerakan memutar, itilku tergesek kontolnya setiap kali dia mengenjotkan
kontolnya masuk.
Denyutan memekku makin terasa keras, diapun melenguh, "Nes, nikmat
banget empotan :kata_kotor: kamu". Akhirnya kembali aku kalah, aku
nyampe lagi dengan lenguhan panjang, "Aah nikmatnya, Ines nyampeee".Otot
perutku mengejang dan aku ambruk ke ranjang karena lemesnya.
Aku ditelentangkan di ranjang dan segera dia menaiki tubuhku yang sudah
terkapar karena lemesnya. Pahaku dikangkangkannya dan segera dia
menancapkan kembali kontolnya di memekku. Kontolnya dengan mudah
meluncur kedalam sehingga nancep semuanya karena memekku masih licin
karena cairan yang berhamburan ketika aku nyampe.
Dia mulai mengenjotkan lagi kontolnya keluar masuk. Hebat sekali
staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar
menikmati sisa kenikmatan dan rangsangan baru dari enjotan kontolnya.
Dia terus mengejotkan kontolnya dengan cepat dan keras. Dia kembali
menciumi bibirku, lherku dan dengan agak membungkukkan badan dia
mengemut pentilku.
Sementara itu enjotan kontolnya tetap berlangsung dengan cepat dan
keras. Aku agak sulit bergerak karena dia agak menindih badanku,
keringatku sudah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau sudah
berapa lama dia mengentoti ku sejak pertama tadi. Dia menyusupkan kedua
tangannya kepunggungku dan menciumku lagi.
Kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Pertutku mengejang lagi,
aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagio dientot dia. Aku
mulai menggeliatkan pantatku, kuputar2 mengimbangi enjotan kontolnya.
Memekku makin mengedut mencengkeram kontolnya, pantatku terkadang
terangkat menyambut enjotannya yang keras, sampe akhirnya, "terus Bud,
yang cepet, Ines udah mau nyampe lagi", teriakku. Dia dengan gencarnya
mengenjotkan kontolnya keluar masuk dan, "Aah Ines nyampe lagi", aku
berteriak keenakan.
Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yang kuat di
memekku. Diapun ngecret dan ambruk diatas badanku. Kami sama2 terkulai
lemes, lebih2 aku karena aku udah nyampe 3 kali sebelum dia akhirnya
ngecret dimemekku. "Bud, kamu kuat banget deh ngentotnya, mana lama
lagi. Nikmat banget *sensor* ama kamu. Kapan kamu ngentotin Ines lagi", kataku. Dia tersenyum mendengar sanjunganku.
"Kalo ada kesempatan ya aku sih mau aja ngentotin kamu. :kata_kotor:
kamu yang paling nikmat dari semua cewek yang pernah aku entot",
jawabnya memuji. Dia kemudian meninggalkanku terkapar telanjang karena
nikmat.
Malemnya, aku sudah tertidur, terdengar garukan di pintu kamarku. Aku
terbangun, "Siapa" kataku lirih. "Aku Nes", terdengar suara Budi,
rupanya dia belum puas ngentotin aku tadi siang, minta nambah lagi malem
ini. Gak ada matinya rupanya dia.
Aku bangun dan membukakan pintu. Segera dia masuk dan memeluk tubuhku
yang hanya terbalut cd minim. "Nes, aku pengen ngerasain empotan
:kata_kotor: kamu lagi ya, boleh kan", katanya. Aku kalo tidur hanya
pake cd saja karena gerah hawanya dikamar. Dia lalu berbaring telentang
di ranjang, lalu aku mulaijongkok di atasnya dan menciumi nya, tangannya
mengusap-usap punggungku.
Bibirnya kukulum, "Hmmmhh… hmmhhh…" dia mendesah-desah. Setelah puas
melumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi
dagunya, lalu lehernya. Kaosnya kusingkapkan dari bawah lalu kuciumi
dadanya. "Hmmmhhh… aduh Nes enak .." rintihnya. Dia terus mendesah
sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia
berteriak kecil kegelian.
Akhirnya risleting celana pendeknya kubuka, kusingkapkan cdnya,
kontolnya yang sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok2, "Ahhhhh…
Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh Nes…" dia cuman bisa mendesah doang. Kontolnya
langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meemas-remas rambutku saking
enaknya, "Ehmm… Ehmm…" Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut kontolnya,
kemudian aku bilang, "Bud… sekarang giliran kamu yach?" Dia cuma
tersenyum, lalu bangkit sembari memelorotkan celana pendek dan celana
dalamnya, sedangkan aku sekarang yang ganti tiduran.
Dia mulai nyiumin bibirku, aku mencoba ngelepasin kaosnya, lalu dia
langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Dia pun mulai menciumi
leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya.
"Hmhmhhm… Hmhmhmh…" ganti aku yang mendesah keenakan. Apalagi ketika dia
menjilati pentilku yang tebal dan berwarna coklat tua.
Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku
dan ingin memelorotkan CDku. Aku mengangkat pantatku, lalu dia
memelorotkan CDku. Dia langsung menciumi memekku dengan penuh napsu,
otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati :kata_kotor:
dan itilku. "Ahh.. Ahhhh…" aku mengerang dan mendesah keras keenakan.
Sesekali kudengar "slurrp… slurrp…" dia menyedot memekku yang sudah
mulai basah itu.
"Ahhhh… Bud… Enak …" desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat,
seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe
ubun2, dia kutarik untuk segera menancapkan Pisangnya lelaki besarnya di
memekku yang sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake Pisangnya
lelaki.
Pelan-pelan dia memasukkan kontolnya ke dalam memekku. dengan satu
enjotan keras dia menancapkan seluruh kontolnya dalam memekku. "Uh…
uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget Bud" desahku ketika dia mulai asyik
menggesek-gesekkan kontolnya dalam memekku.
Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya kontolnya di
memekku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa
mau nyampe, "Ah…Bud…Aku sepertinya mau… ahhh…" dia malah mempergencar
enjotan kontolnya dimemekku, "Bareng nyampenya ya Nes, aku juga dah mau
ngecret", katanya terengah.
Enjotan kontolnya makin cepat saja, sampe akhirnya, "Bud, Ines nyampe
aah", badanku mengejang karena nikmatnya, terasa memekknu berdenyut2
meremas kontolnya sehingga diapun menyodokkan kontolnya dengan keras,
"Nes, aku ngecret aah", terasa semburan pejunya yang deres dimemekku.
Dia terkapar lemes diatas badanku, demikian pula aku.
Setelah istirahat sejenak, dia mencabut kontolnya , memakai pakaiannya
dan keluar meninggalkan aku terkapar telanjang di ranjang. Sejak itu
setiap ada kesempatan, aku selalu minta dientot sama dia.
terima kasih sudah membaca dari blog alf1anz :D
(?•_•)? Backlink RUVACHANESE™
Posting Komentar - Back to Content